Hiroko Ootsuka

Hiroko Ootsuka (dok:FotoZaman)

Di tahun 1981, Ramadhan 1401 Hijriyah bertepatan dengan bulan Juli. Oleh karenanya majalah Zaman yang terbit pada pertengahan Juli 1981, di salah satu rubriknya mengangkat pengalaman menunaikan ibadah puasa dari beberapa ekspatriat muslim di Indonesia. Dan salah seorang ekspatriat yang pengalaman berpuasanya dikisahkan majalah tersebut adalah seorang mahasiswi asing asal Jepang bernama Hiroko Ootsuka, yang telah 4 tahun tinggal di Jakarta.

Hiroko Ootsuka atau biasa dipanggil dengan nama Latifah pasca keputusannya menjadi seorang mualaf, bercerita bahwa kedatangannya pertama kali di Jakarta ketika itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan. Ia yang memang telah menjadi muslim semenjak masih di Jepang, kala itu merasakan bahwa cuaca panas Jakarta sungguh sangat memberatkan puasa yang tengah ia jalani. Apalagi saat itu Hiroko musti mengurus seabrek barang-barang yang ia bawa dari Jepang di gudang Bandara Halim Perdanakusumah. “Betul-betul terasa berat”, kenangnya.

Namun Hiroko memiliki resep tersendiri agar ibadah puasanya dapat berjalan dengan baik, yaitu semuanya harus didasari dari niat kita masing-masing. “Kalau sudah berniat, puasa dapat berjalan dengan baik”, kata Hiroko. Jangan anggap remeh dulu, karena resep Hiroko ini telah terbukti ampuh mengawal puasanya selama empat tahun di Jakarta tanpa bolong satu hari pun. Untuk tataran seorang mualaf, rapor ibadah puasa milik Hiroko memang tergolong sangat luar biasa.

Sebelumnya Hiroko juga menceritakan pengalaman pertama kali ibadah puasanya dulu ketika ia baru pertama kali berstatus muslimah. “Ketika itu saya belum bisa mengerti manfaat berpuasa. Kalau biasanya bisa makan minum pada siang hari, kalau puasa kita hanya bisa makan ketika hari sudah gelap, jadi rasanya agak aneh. Tapi sekarang saya sudah paham makna puasa”, ujarnya bangga.(st)

(oryza aditama / http://www.saudaratua.wordpress.com)