Berdasar petemuan antara Dirjen Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Evita H Legowo, dengan perwakilan Mitsubishi Heavy Industries/Mitsubishi Corporation (MHI/MC), dan beberapa lembaga terkait lainnya, pada 12/08/11 di Gedung Migas Jakarta, diperoleh informasi bahwa pemerintah Jepang setuju untuk mendanai studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek Sumatra SNG. Bahkan jika diperlukan, kerjasama bidang energi dalam proyek ini dapat terus berlanjut ke tahap FEED (Front End Engineering Design).

Proyek Sumatra SNG adalah sebuah proyek pembangunan kilang pengolahan batu bara kelas rendah (low rank coal) untuk diubah menjadi Synthetic Natural Gas (SNG/Syngas). Dan sebagaimana namanya, pembangunan proyek ini akan mengambil tempat di wilayah Sumatera. Pembangunan proyek Sumatra SNG direncanakan memiliki kapasitas 150 MMSCFD, dengan kesiapan dua konsumen yang telah menyanggupi untuk membeli produknya, yaitu dari PLN dan PT CPI.

SNG atau Syngas adalah semacam campuran gas yang terdiri dari hidrogen dan karbon monoksida, bahkan terkadang juga mengandung karbon dioksida. Berdasar sifatnya, SNG atau Syngas tergolong sebagai zat yang sangat mudah terbakar, hingga kerap digunakan sebagai bahan bakar atau dapat pula berguna pada proses pembuatan zat kimia lain. Dunia sebenarnya telah mengenal industri syngas sejak lama, misalnya Amerika Serikat yang telah mengembangkan industri ini secara komersil sejak 1984, lewat perusahaan Dakota Gasification Co yang menghasilkan syngas 152 MMSCFD.(st)

(oryza aditama / http://www.saudaratua.wordpress.com)