Akhir tahun 1988, Indonesia berhasil mengukir sejarah dalam bidang industri kimia mereka. Senin 5/12/88, Drs Soedjana, sebagai Dirjen Bea Cukai ketika itu melepas produk ethanol  dari Indonesia untuk diekspor ke Negeri Saudara Tua, Jepang. Komoditi ekspor tersebut adalah produk ethanol perdana Indonesia yang diproduksi oleh PT Indo Acidatama yang terletak di Kebak Kramat, Kab Karanganyar, Jawa Tengah.

Berdasar keterangan direksi PT Indo Acidatama, Soetrisno Sosrosendjojo, pabrik ethanol yang dibangun dengan dana investasi lebih dari Rp 40 milyar itu adalah yang pertama dan memiliki kapasitas produksi yang terbesar di Indonesia. Selain ethanol, pabrik milik PT Indo Acidatama juga memproduksi acetic acid dan ethyl acetate, yang ternyata juga tercatat sebagai yang pertama ada di Indonesia dan bahkan ASEAN.

Pihak perusahaan mencanangkan target produksi ideal pabrik ini akan mencapai 18 juta liter ethanol, 12 juta liter acetic acid, dan 4,5 juta liter ethyl acetate per tahun. Untuk ekspor perdana pada 5/12/88 ini, PT Indo Acidatama mengirimkan 1.500 kiloliter ethanol ke Jepang. Dan sesuai dengan kontrak pemesanan dari Jepang, hingga akhir Januari 1989, total terkirim 4.000 kiloliter ethanol senilai 1,2 juta dollas AS ke Negeri Sakura. Meskipun dari segi kuantitas, jumlah ekspor ethanol Indonesia ke Jepang masih tergolong rendah, namun pihak Jepang berpendapat bahwa produk ethanol Indonesia memiliki kualitas yang cukup baik. Pihak Jepang yang menjadi konsumen perdana ethanol Indonesia kali ini adalah perusahaan produsen minuman keras, yaitu Toyomenka dan Marubeni Corporation.(st)

(oryza aditama / http://www.saudaratua.wordpress.com)