Prajurit Jepang pada Perang Dunia II (dokfoto: National Museum US Air Force)

Prajurit Jepang pada Perang Dunia II (dokfoto: National Museum US Air Force)

Sejarah bangsa Indonesia menyebutkan zaman penjajahan Jepang atau masa pendudukan militer Jepang berlangsung selama lebih kurang 3,5 tahun. Di kisahkan bahwa pada periode tersebut, militer Jepang mau tak mau musti menguras habis-habisan segala potensi yang ada di wilayah barunya itu demi modal pemenangan Perang Pasifik (Perang Dunia II) melawan Sekutu. Walhasil, pada masa ini rakyat pribumi mengalami penderitaan yang teramat berat, bahkan disebut-sebut bisa menyamai penderitaan panjang pada zaman Kolonial Belanda. Akan tetapi, tahu kah Anda? Bahwa bunyi perintah resmi pertama yang keluar dari Pemerintahan Militer Jepang sangatlah jauh dari kesan derita yang menyeramkan.

Perintah perdana dari Pemerintahan Militer Jepang mengungkapkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan militer hanya akan berlangsung sementara waktu dan demi menjaga ketertiban saja. Secara umum dapat dipahami bahwa sifat pemerintahan militer bersama para personilnya tentu tidak sefleksibel jenis pemerintahan sipil yang pastinya lebih paham mengenai bidang kemasyarakatan. Perintah resmi pertama tersebut tertuang dalam Undang-undang No:1; Pasal 1, Tahun 1942, yang berbunyi: “Balatentara Nippon melangsoengkan pemerintahan militer sementara waktoe di daerah-daerah jang telah ditempati, agar soepaja mendatangkan keamanan jang sentosa dan segera”, sebagaimana dikutip dari Kan Po 2602 (1942).

Kementerian Perang Jepang di Tokyo pada awalnya memang benar-benar serius hendak memberlakukan pemerintahan militer hanya secara sementara waktu di wilayah pendudukan. Oleh karenanya mereka lantas mengirim rombongan kedua yang terdiri dari para ahli di bidang pejabat pemerintahan, serta orang-orang berpendidikan dalam bidang ekonomi dan hukum. Mereka inilah yang rencananya akan menggantikan pemerintahan militer dalam tugasnya mengatasi aneka urusan kemasyarakatan. Namun sialnya, rombongan para ahli itu tak pernah sampai ke wilayah pendudukan, karena serangan torpedo dari pasukan Sekutu berhasil menenggelamkan kapal yang mereka tumpangi.(st)

(Oryza Aditama / http://www.saudaratua.wordpress.com)